Surakarta petenews.co.id – DPP Formasi Indonesia Satu “Bancakan” sebagai wujud syukur dengan Melepas ikan ke sungai, Sepasang merpati putih, Sepasang perkutut putih dan Ratusan burung gereja ke alam bebas di Kantor Sekretariat Jl.Kutai 3 No.3 Sumber Banjarsari Surakarta,
Bancakan merupakan salah satu tradisi penting dalam masyarakat Jawa yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan dan rasa syukur.
Dalam adat Jawa, bancakan sering kali dilakukan dalam berbagai acara seperti perayaan panen atau syukuran setelah mencapai suatu tujuan.
Hidangan yang disajikan biasanya berupa makanan khas Jawa, seperti nasi, sayur, lauk-pauk, dan jajanan pasar, yang semuanya disusun dengan rapi di atas daun pisang yang dimakan bersama dengan duduk bersila di sekitar hidangan, yang mengandung simbolik kebersamaan dalam kehidupan.
Sebagai bentuk ungkapan syukur bancakan memiliki makna mendalam bagi Jajaran Pengurus DPP Formasi Indonesia Satu, Ketika suatu hasil panen atau usaha yang dilakukan berhasil, kita selalu mengadakan bancakan untuk memanjakan diri dan berbagi kebahagiaan.
Dengan cara ini, selain sudah menjadi tradisi bagi kami sebagai orang Jawa selain untuk merayakan kesuksesan pribadi, juga sebagai wujudmenyatakan rasa terima kasih kepada alam dan Tuhan atas segala karunia yang diterima. ucap Harmoko waketum dppfis.id
Dalam pelaksanaan bancakan, setiap orang berpartisipasi dengan penuh rasa hormat, baik kepada sesama maupun kepada alam. Tidak hanya sebagai acara makan bersama, bancakan juga dianggap sebagai momen untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota komunitas.
Tradisi ini mengajarkan pentingnya saling berbagi dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama. Melalui kebersamaan dalam bancakan, jajaran pengurus memperlihatkan nilai gotong royong yang sangat dijunjung tinggi.
Bancakan juga tidak terlepas dari pengaruh agama dan kepercayaan masyarakat Jawa yang beragam. Masyarakat yang memeluk agama Islam biasanya mengadakan bancakan setelah acara tasyakuran atau selamatan, sementara masyarakat yang beragama Hindu atau Buddha juga memiliki versi tradisi yang serupa.
Meskipun ada perbedaan dalam setiap ritualnya, tujuan utama bancakan tetap sama, yaitu sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai syukur dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa.
Ketua Umum dppfis.id Billy Sudarmo menyampaikan:
Selain sebagai ritual syukuran, bancakan juga menjadi ajang untuk menghormati leluhur dan memperingati tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Dalam beberapa kesempatan, bancakan dilakukan di atas tempat-tempat yang dianggap keramat atau di rumah keluarga yang dituakan.
Ritual ini juga sering diiringi dengan doa-doa yang ditujukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan bagi seluruh keluarga dan komunitas.
Dengan demikian, bancakan bukan hanya sekadar acara makan, tetapi juga sebuah penghormatan kepada nilai-nilai spiritual.
Tradisi bancakan hingga kini tetap lestari, meskipun telah banyak perubahan dalam gaya hidup masyarakat.
Namun, esensi dari kebersamaan dan rasa syukur yang terkandung dalam bancakan tetap menjadi inti dari adat Jawa yang diwariskan, melalui tradisi ini, masyarakat Jawa terus menjaga hubungan erat dengan alam, Tuhan, dan sesama.
Meskipun modernitas terus berkembang, bancakan tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya masyarakat Jawa. Ungkapnya.




