Jajal Tenun Koyor Tegal, Cagub Jateng Ahmad Luthfi Dorong Keran Ekspor

Tegal, petenews.co.id

Keran ekspor sarung tenun koyor bakal didorong Cagub Ahmad Luthfi. Sarung yang dibuat secara manual dan diminati pasar ekspor Afrika itu terbukti menyerap banyak tenaga kerja.

Ahmad Luthfi berkunjung langsung di pusat pembuatan sarung tenun koyor di Kaladawa, Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, Selasa 8 Oktober 2024. Ia melihat proses produksi dan berbincang dengan para pelaku usaha.

Menurutnya, meski sarung koyor sudah bisa tumbuh namun peran pemerintah tetap harus hadir. Kemudahan perizinan, promosi dengan menggelar expo atau pameran hingga mempromosikan di kalangan instansi pemerintahan menjadi langkah riil menggenjot produksi. Jika permintaan sudah meningkat maka mesti diiringi dengan kemampuan produksi.

“Pelatihan jelas diperlukan. Agar hasil lebih baik, kuantitas lebih banyak dan semakin banyak tenaga kerja yang terserap,” kata Ahmad Luthfi.

Ia menyadari bahwa kualitas sarung yang dibuat manual lebih menarik daripada printing. Meskipun harga juga lebih mahal. Maka sudah benar jika pangsa pasar utama sarung ini adalah ekspor.

Usaha padat karya ini tidak butuh tenaga kerja berpendidikan atau dengan keahlian khusus. Total ada 3.000 pekerja di sentra produksi sarun tenun koyor di empat kecamatan di Tegal.

 

Langkah berikutnya, lanjut Luthfi, adalah mempermudah akses permodalan ke perbankan. “Jika pemasaran bisa digenjot dan didikung kualitas serta modal, maka sarung koyor Tegal ini akan semakin besar. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga semakin besar pula,” ungkapnya.

Tujuan Luthfi tak lain adalah memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jateng.

Ketua Paguyuban Tenun Kabupaten Tegal, Syarif mengatakan pelatihan sangat dibutuhkan. Potensi pertambahan tenaga kerja sangat terbuka asalkan mereka memiliki keterampilan. Lantaran penenun tidak butuh ijazah maupun syarat usia.

“Ibu-ibu yang suaminya merantau, bisa dirangkul. Untuk meningkatkan perekonomian warga,” ujarnya.

Syarif mengaku saat ini pasar ekspor utama di Afrika. Ia tak mengatakan dengan detil jumlah ekspor maupun nominal, namun satu titik produksi sarung tenun koyor dengan jumlah 10an tenun bisa menghasilkan 15 kodi per pekan.

Sementara itu salah satu warga bernama Karjono (44) mengaku sudah tiga tahunan ini bekerja sebagai penenun. Dalam sepekan ia bisa menghasilkan 4-5 sarung. “Dapat bayaranya Rp 50 ribu per sarung,” katanya.

Pada kesempatan itu Ahmad Luthfi sempat duduk dinkursi penenun mengantikan Karjono. Hanya beberapa kali gerakan, ia memilih berhenti.

“Ternyata susah. Tangan dan kaki harus kompak bergerak. Ada hampir 2.000 benang yang ditata, salah satu saja maka motif berubah,” kata Cagub yang berpasangan dengan Cawagub Taj Yasin Maimoen.

widuri

banner 728x250

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *