Klaten, petenews.co.id
Langkah cepat dan sigap Gubernur Ahmad Luthfi dalam mensikapi isu keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah di Jawa Tengah mendapat apresiasi banyak pihak.
Salah satunya dari Ketua Harian Pasbata Prabowo Jawa Tengah,
Danang Heri Subyantoro. Menurut Danang, langkah cepat tersebut ditunjukkan Gubernur Ahmad Luthfi dengan turun langsung ke lapangan mengecek dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di beberapa daerah.
“Pak Gubernur juga mengisiasi percepatan penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dapur-dapur MBG di Jawa Tengah. Selain itu, Pak Gubernur juga menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh Jateng membentuk posko MGB,” ungkap Danang.
Menurutnya, langkah kongkret dengan mempercepat penerbitan SLHS dan pembentukan Posko MBG tersebut, adalah bukti kalau Gubernur Ahmad Luthfi sangat prihatin dan memperhatikan serius kasus keracunan siswa di Jawa Tengah yang diakibatkan diduga berasal dari bahan makanannya.
Danang juga menyoroti pentingnya penerbitan SLHS bagi dapur SPPG. Di Jawa Tengah saat ini SPPG yang sudah SLHS baru 84 dapur. Padahal, kata dia, sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan tersebut sangatlah penting.
“Sertifikat itu sebagai bukti bahwa suatu tempat usaha, terutama yang bergerak di bidang makanan dan minuman, telah memenuhi standar higiene dan sanitasi yang ditetapkan,” ungkap Danang.
Danang juga sepakat dengan langkah Gubernur Ahmad Luthfi yang mempercepat penerbitan SLHS.
Terlebih dalam setiap kunjungan ke dapur SPPG, Ahmad Luthfi selalu mewanti-wanti kepada pengelola SPPG agar tetap menjaga kesehatan dan keamanan menu yang disajikan. Danang menambahkan, Satgas MBG di masing-masing kabupaten/kota juga harus melibatkan banyak pihak dalam bidang pengawasan.
“Kepada pengelola dapur harus melaksanakan program MBG ini dengan baik mengingat program ini dari pemerintah pusat. Selain itu para penerima manfaat dari MBG ini juga senang dan bisa berkelanjutan,” ungkap Danang.
Menurut Danang, pesan Gubernur Ahmad Luthfi harus dijalankan segera. Terutama tentang menjaga makanan secara higienis. Dalam hal menyajikan menu makanan juga ada standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan tiap dapur. Mulai dari suplai bahan baku, pemenuhan kebutuhan gizi, juru masak, hingga penyajiannya, dan pengirimannya.
“Harus ada pengawasan dan pendampingan dari dokter, ahli gizi. Termasuk bisa melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas kecamatan untuk siap siaga 24 jam. Tujuannya mengantisipasi manakala ada kejadian atau masalah di luar dugaan,” ungkapnya.
Mitigasi yang dilakukan Gubernur Ahmad Luthfi juga dia acungi jempol. Satgas MBG di tingkat provinsi sudah berkoordinasi dengan satgas di masing masing daerah yang diketuai kepala daerah masing masing.
Danang menyayangkan adanya postingan di media sosial yang menggiring opini, seolah Ahmad Luthfi kurang berempati terhadap peristiwa siswa yang keracunan MBG.
Bahkan ada beberapa konten yang memakai potongan berita dengan narasi yang negatif saat Gubernur melakukan kunjungan ke dapur SPPG.
“Itu jelas penggiringan opini, entah untuk kepentingan pribadi atau kelompok dengan membuat konten yang bernarasi negatif. Mereka membuat konten dan berita sebagai komoditas politik demi keuntungan pribadi atau kelompok,” kata Danang.
Dia menilai, penggiringan opini negatif tersebut dinarasikan seolah Gubernur Ahmad Luthfi salah dalam berucap. Padahal saat itu Gubernur sedang menjelaskan secara panjang lebar tentang langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kasus keracunan kembali terjadi. Termasuk saat itu Gubernur menjelaskan agar pengelola dapur SPPG segera menyelesaikan pengurusan penerbitan SLHS.
“Namun yang diambil justru potongan video yang bisa dikonotasikan negatif. Ini penggiringan opini. Masyarakat yang tidak tahu seutuhnya, akhirnya termakan isu penggiringan opini tersebut. Ini benar-benar berita yang menyesatkan. Bisa jadi penggiringan opini itu arahnya ada upaya menggagalkan program MBG dari pusat,” ungkap Danang.
Danang sangat setuju jika ada evaluasi kepada semua pengelola SPPG di Jateng. Harus ada perbaikan agar ke depan tidak ada lagi timbul kasus kecarunan di Jawa Tengah. Sebab, katanya, hal ini menyangkut keselamatan dan kesehatan para siswa sekolah. Para siswa inilah yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
“Sebagai seorang bapak tentu tidak ingin melihat anaknya lapar, apalagi keracunan saat di sekolah. Mari kita sama-sama dukung progam MBG. Jangan dibuat narasi yang justru menimbulkan kepanikan para orang tua siswa dan masyarakat,” pesan Danang.
Dia berharap para guru juga ikut memberikan edukasi dan pemahaman kepada siswa dan orang tua agar menimbulkan situasi tenang.
Red.